Selamat Datang Anda sedang membaca Blog Aktivasi Kebahagiaan dengan Hati.Sebelum Membaca niatkan untuk beribadah ya. Selamat membaca dan Kasih tau orang terdekat anda.
Sunday, May 15, 2011

Anak Lelaki dan Pohon Apel

0 comments
Dahulu kala hiduplah sebuah pohon apel besar. Ada seorang anak lelaki yang sering banget bermain di sekitar pohon apel ini. Pohon apelpun amat sangat menyayangi si anak.
Si anak selalu bermain di pohon apel setiap hari. Kadang berlari2 di sekitar pohon, kadang memanjat pohon, kadang memakan apel atau bahkan tidur siang di bawah pohon yang rindang ini. Si anakpun amat sangat menyayangi pohon apel.
Waktupun berlalu. Si anak tumbuh dewasa dan tak lagi menghabiskan waktunya bersama sang pohon.
Suatu hari si anak yang telah beranjak dewasa berkunjung ke pohon apel.
“Bermainlah denganku” kata sang pohon
“Aku sudah besar dan tak lagi bermain dengan sebuah pohon. Aku mau punya mainan dan aku butuh uang untuk membelinya” jawab sang anak.
Dan sang pohonpun membalas “Aku tak punya uang, tapi aku punya banyak buah apel. Kamu bisa menjualnya dan uangnya bisa dipakai untuk membeli maenan.”
Si anak kemudian memetik buah2 apel yang ada kemudian pergi dengan riang. Pohon apelpun senang karena bisa membantu sang anak.
Sejak itu sang anak tak pernah datang lagi.
Kemudian suatu hari sang anak yang sudah menjadi pria dewasa kembali. Pohon apel sangat senang dan mengajak si pria untuk bermain.
“Aku tak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami butuh rumah untuk berteduh. Bisakah kamu membantuku?” kata si pria.
Dan si pohon pun menjawab “Aku tak punya rumah yang bisa kuberikan padamu, tapi aku punya banyak ranting yang bisa kamu potong dan jadikan bahan untuk membangun rumahmu.”
Sang anakpun kemudian memotong ranting2 pohon dan pergi dengan senang. Pohon apel pun senang karena sudah membantu sang anak untuk mewujudkan keinginannya.
Tetapi setelah itu si anak tak pernah datang kembali.
Hingga pada suatu hari, sang anak yang beranjak tua kembali ke pohon apel.
Pohon apelpun dengan senang mengajaknya bermain.
“Aku sudah tua dan pengen nyantai dan berlayar. Bisakah kamu memberikan kapal padaku?” Tanya sang pria.
“Aku tak punya kapal, tapi kamu bisa memotong batang kayuku dan menjadikannya sebuah kapal” Jawab sang pohon
Akhirnya pria itupun memotong pohon apel dan pergi berlalu dengan gembira.
Sejak saat itu si pria pun tak kembali dalam waktu yang lama, hingga pada suatu hari ia kembali dan sang pohonpun berkata
“Maafkan aku, temanku. Aku sudah tidak punya apa2 untuk menolongmu. Tak ada lagi buah apel untukmu”
“Tak mengapa” Jawab si pria. “Akupun sudah tak punya gigi untuk mengunyahnya” Lanjutnya.
“Tak ada lagi batang pohon untuk kau panjat” Kata sang pohon
“Aku pun sudah terlalu tua untuk memanjat pohon” Balas sang pria tua.
“Aku sudah tida bisa lagi memberikan apa2 untuk membantumu. Yang tinggal hanyalah akar2 tuaku yang sebentar lagi akan mati” Lanjut sang pohon.
“Aku tak butuh apapun sekarang. Aku hanya butuh istirahat setelah tahun2 yang melelahkan ini” Sang pria membalas sang pohon.
“Sip. Akar kayu tua ini pas untuk tempatmu beristirahat. Duduklah dan beristirahat denganku.” Sang pohonpun mengudung si pria untuk duduk di akar kayunya.
Sang pria pun kemudian duduk dan tersenyum. Pohon apelpun ikut tersenyum. Akhirnya mereka berdua bisa melewatkan waktu bersama seperti saat si pria masih anak2.
Moral of the story :
Setiap orang punya sebuah pohon apel. Dan pohon apel kita adalah orang tua kita! Jadi, jangan lupa buat sekadar menelpon mereka menanyakan kabar atau kunjungi mereka sesering mungkin. Tak peduli seberapa sibuknya kamu.

sumber: sinarmotivasi.com

#gambar1 { position:fixed; _position:absolute; top:0px; right:0px; clip:inherit; z-index:+1000;} ]]>