Hallo sahabat semua kali ini saya akan membagikan sebuah tulisan yang mungkin sahabat semua pernah baca bukuya tapi anda lupa.. sahabat semua bisa baca tulisan saya ini. ngomong masalah kebiasaan mungkin ada yang bilang, "ah sepele kebiasaan saya ya gimana saya" tapi ini beda dan lebih keren lagi.. penasara jadi baca aja dulu jangan dulu Comment ok.. selamat membaca:
THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE adalah 7 Kebiasaan Dari Orang-Orang Yang Sangat Efektif.
Efektif : Melakukan hal yang tepat (do right thing)
Efisien : Melakukan dengan tepat (do thing right)
Kebiasaan : Perilaku (behaviour) yang sering (berulang-ulang) dilakukan
Efektif : Melakukan hal yang tepat (do right thing)
Efisien : Melakukan dengan tepat (do thing right)
Kebiasaan : Perilaku (behaviour) yang sering (berulang-ulang) dilakukan
Character Ethic (Prinsip-prinsip dasar)
Adanya prinsip-prinsip dasar yang positif dan orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi bila mereka belajar mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut kedalam karakter dasar mereka. Contoh prinsip-prinsip dasar seperti : Integritas, Kerendahan Hati, Kesetiaan (loyal), Keadilan, Keberanian, Kesederhanaan, Kesopanan, dll
Adanya prinsip-prinsip dasar yang positif dan orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi bila mereka belajar mengintegrasikan prinsip-prinsip tersebut kedalam karakter dasar mereka. Contoh prinsip-prinsip dasar seperti : Integritas, Kerendahan Hati, Kesetiaan (loyal), Keadilan, Keberanian, Kesederhanaan, Kesopanan, dll
Personality Ethic (Sikap dan Perilaku)
Keberhasilan merupakan suatu fungsi kepribadian, citra masyarakat, sikap dan perilaku, keterampilan dan teknik, yang melicinkan proses-proses interaksi manusia. Personality Ethic mengambil 2 jalan :
1. Teknik hubungan manusia dan masyarakat
Keberhasilan merupakan suatu fungsi kepribadian, citra masyarakat, sikap dan perilaku, keterampilan dan teknik, yang melicinkan proses-proses interaksi manusia. Personality Ethic mengambil 2 jalan :
1. Teknik hubungan manusia dan masyarakat
2. Sikap mental positif
Paradigm / Paradigma (Cara pandang)
Adalah representasi mental. Adalah model, pattern, atau kumpulan ide-ide yang menjelaskan satu aspect. Paradigma bisa diumpamakan sebagai peta dari kota atau wilayah sehingga jelas bahwa peta bukanlah wilayah itu sendiri. Kita melihat dunia bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya – atau – sebagaimana kita terkondisikan untuk melihatnya. Tidak pernah lengkap dan tidak pernah sama.
Adalah representasi mental. Adalah model, pattern, atau kumpulan ide-ide yang menjelaskan satu aspect. Paradigma bisa diumpamakan sebagai peta dari kota atau wilayah sehingga jelas bahwa peta bukanlah wilayah itu sendiri. Kita melihat dunia bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya – atau – sebagaimana kita terkondisikan untuk melihatnya. Tidak pernah lengkap dan tidak pernah sama.
Emotional Bank Account (Rekening Bank Emosional)
Rekening Bank Emosional mencerminkan tingkat kepercayaan dalam suatu
hubungan. Seperti rekening keuangan di bank, kita memasukkan simpanan ke
atau melakukan penarikan dari rekening ini. Perbuatan-perbuatan seperti
berusaha untuk memahami terlebih dahulu, bersikap murah hati, menepati janji, dan bersikap setia.
“Kebiasaan 1″ :
Jadilah Proaktif ( Be Proactive )
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku- pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik — kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas — dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
Jadilah Proaktif ( Be Proactive )
Bersikap proaktif adalah lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (di masa lalu, di masa sekarang, maupun di masa mendatang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Orang-orang proaktif adalah pelaku- pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak bersikap reaktif, untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan keempat karunia manusia yang unik — kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi, dan kehendak bebas — dan dengan menggunakan Pendekatan Dari Dalam ke Luar untuk menciptakan perubahan. Mereka bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, yang adalah keputusan paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
“Kebiasaan 2″ :
Merujuk pada Tujuan Akhir ( Begin With The End in Mind )
Merujuk pada Tujuan Akhir ( Begin With The End in Mind )
Segalanya
diciptakan dua kali — pertama secara mental, kedua secara fisik.
Individu, keluarga, tim, dan organisasi, membentuk masa depannya
masing-masing dengan terlebih dahulu menciptakan visi serta tujuan
setiap proyek secara mental. Mereka bukan menjalani kehidupan hari demi
hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental
mereka identifikasikan prinsip-prinsip, nilai-nilai, hubungan-hubungan,
dan tujuan-tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat
komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan
misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat
disusun oleh seorang individu, keluarga, atau organisasi. Pernyataan
misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan-keputusan
lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi, dan nilai-nilai, adalah
inti dari kepemimpinan.
“Kebiasaan 3″ :
Dahulukan yang Utama ( Put First Thing First )
Dahulukan yang Utama ( Put First Thing First )
Mendahulukan yang utama
adalah penciptaan kedua secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya
mengorganisasikan dan melaksanakan, apa-apa yang telah diciptakan secara
mental (tujuan Anda, visi Anda, nilai-nilai Anda, dan
prioritas-prioritas Anda). Hal-hal sekunder tidak didahulukan. Hal-hal
utama tidak dikebelakangkan. Individu dan organisasi memfokuskan
perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak.
Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
“Kebiasaan 4″ :
Berfikir Menang/Menang ( Think Win Win )
Berfikir Menang/Menang ( Think Win Win )
Berfikir menang/menang adalah
cara berfikir yang berusaha mencapai keuntungan bersama, dan didasarkan
pada sikap saling menghormati dalam semua interaksi. Berfikir menang /
menang adalah didasarkan pada kelimpahan — “kue” yang selamanya cukup,
peluang, kekayaan, dan sumber-sumber daya yang berlimpah — ketimbang
pada kelangkaan serta persaingan. Berpikir menang-menang artinya tidak
berpikir egois (menang / kalah) atau berpikir seperti martir (kalah /
menang). Dalam kehidupan bekerja maupun keluarga, para anggotanya
berpikir secara saling tergantung — dengan istilah “kita”, bukannya
“aku”. Berpikir manang / menang mendorong penyelesaian konflik dan
membantu masing-masing individu untuk mencari solusi-solusi yang
sama-sama menguntungkan. Berpikir menang / menang artinya berbagai
informasi, kekuasaan, pengakuan, dan imbalan.
“Kebiasaan 5″ :
Berusaha untuk Memahami Terlebih Dulu, Baru Dipahami (To Understand To Be Understood)
Berusaha untuk Memahami Terlebih Dulu, Baru Dipahami (To Understand To Be Understood)
Kalau kita mendengarkan dengan seksama, untuk memahami
orang lain, ketimbang untuk menanggapinya, kita memulai komunikasi
sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka
merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk
berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah.
Berusaha memahami ini menuntut kemurahan; berusaha dipahami menuntut
keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan di antara keduanya.
“Kebiasaan 6″ :
Wujudkan Sinergi (Synergy)
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga — bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai — sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar dari pada jumlah total dari bagian-bagiannya. hubungan-hubungan serta tim-tim seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 1/2), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).
Wujudkan Sinergi (Synergy)
Sinergi adalah soal menghasilkan alternatif ketiga — bukan caraku, bukan caramu, melainkan cara ketiga yang lebih baik ketimbang cara kita masing-masing. Sinergi adalah buah dari sikap saling menghargai — sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim-tim serta keluarga-keluarga yang sinergis memanfaatkan kekuatan masing-masing individu sehingga secara keseluruhannya lebih besar dari pada jumlah total dari bagian-bagiannya. hubungan-hubungan serta tim-tim seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan (1 + 1 = 1/2). Mereka tidak puas dengan kompromi (1 + 1 = 1 1/2), atau sekedar kerjasama (1 + 1 = 2). Melainkan, mereka kejar kerjasama yang kreatif (1 + 1 = 3 atau lebih).
“Kebiasaan 7″ :
Mengasah Gergaji ( Sharpening The Saw )
Mengasah Gergaji ( Sharpening The Saw )
Mengasah gergaji adalah soal
memperbaharui diri terus menerus dalam keempat bidang kehidupan dasar:
fisik, sosial/emosional, mental, dan rohaniah. Kebiasaan inilah yang
meningkatkan kapasitas kita untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan efektif
lainnya. Bagi sebuah organisasi, Kebiasaan 7 menggalakkan visi,
pembaharuan, perbaikan terus-menerus, kewaspadaan terhadap kelelahan
atau kemerosotan moral, dan memposisikan organisasinya di jalan
pertumbuhan yang baru. Bagi sebuah keluarga, kebiasaan 7 meningkatkan
keefektifan lewat kegiatan-kegiatan pribadi maupun keluarga secara
berkala, seperti membentuk tradisi-tradisi yang merangsang semangat
pembaharuan keluarga. [Stephen R. Covey]
Keren banget kan idea om Stephen R. Covey ini bikin merubah sifat manusia dari yang tidak prodiktif menjadi lebih baik dan menggugah.. dan berkat om Stephen R. Covey juga saya bisa menerapkan 7 kebiasaan ini dalam hidup saya dan saya juga selalu menyinggung dalam beberapa seminar.. jadi kalo masih ada yang comment silahkan waktunya, tapi sebelum di comment share dulu ya.. heheh
salam hangat buat anda.
Andri Irawan
Post a Comment